Berhati-hatilah dalam Bertutur Kata: Hikmah dari Al-Qur’an

interaks | 28 February 2025, 00:06 am | 23 views

 

INTERAKSIMEDIAGLOBAL.COM || SURABAYA, 28/2/2025 || Manusia sering kali lupa bahwa setiap kata yang keluar dari lisannya adalah cerminan hati dan pikirannya. Padahal, dalam Islam, tutur kata bukan sekadar rangkaian suara, tetapi juga amanah yang harus dijaga. Lisan bisa menjadi jalan menuju kebaikan, namun juga bisa menjerumuskan seseorang dalam kesulitan.

 

Ketika hidup berjalan lancar, sering kali manusia merasa seolah dirinya memiliki kendali penuh atas segalanya. Namun, di saat terjatuh dan terpuruk, barulah kesadaran muncul bahwa hanya Allah SWT yang bisa menolongnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

 

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut) ‘Insya Allah.’ Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila kamu lupa dan katakanlah, ‘Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.'” (QS. Al-Kahfi: 23-24)

 

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia tidak memiliki kuasa mutlak atas hidupnya. Segala sesuatu berjalan sesuai kehendak Allah. Sebab itu, menjaga lisan menjadi hal yang sangat penting, karena kata-kata yang terlontar bisa berbalik menyakiti diri sendiri di kemudian hari.

 

Lisan yang Tajam Bisa Menjadi Petaka

 

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita menemui orang yang berbicara tanpa berpikir panjang. Kata-kata kasar, hinaan, atau fitnah bisa merusak hubungan, bahkan menciptakan permusuhan. Rasulullah SAW bersabda:

 

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)

 

Hadis ini menegaskan bahwa setiap muslim harus bijak dalam bertutur kata. Jangan sampai lisan menjadi sumber dosa dan kehancuran. Banyak orang yang terjerumus dalam kebinasaan akibat perkataan mereka sendiri.

 

Kesadaran yang Muncul di Saat Terjatuh

 

Banyak orang yang baru menyadari pentingnya menjaga tutur kata ketika mengalami kesulitan. Saat ditimpa musibah atau kehilangan sesuatu yang berharga, manusia sering kali baru tersadar bahwa hanya Allah tempat bergantung.

 

Allah berfirman:

 

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)

 

Ayat ini mengingatkan bahwa ujian dalam hidup adalah bagian dari perjalanan menuju keimanan yang lebih kuat. Saat jatuh, manusia belajar bahwa tidak ada yang benar-benar bisa menolong selain Allah. Di titik inilah kesombongan luntur dan hati kembali tunduk kepada-Nya.

 

Kesimpulan: Berhati-hatilah dalam Bertutur Kata

 

Kata-kata yang terucap tidak bisa ditarik kembali. Apa yang kita ucapkan hari ini bisa menentukan arah kehidupan kita di masa depan. Sebab itu, berhati-hatilah dalam berbicara, karena lisan bisa menjadi penyelamat atau malah menjadi sumber kehancuran.

 

Mari kita renungkan firman Allah:

 

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

 

Jangan sampai kita menyesali perkataan kita di kemudian hari. Sebelum berbicara, pikirkanlah apakah kata-kata itu akan membawa kebaikan atau justru mendatangkan keburukan. Karena pada akhirnya, hanya kepada Allah kita akan kembali, dan setiap ucapan akan dimintai pertanggungjawaban.

 

Bambang Tri Kasmara 

Berita Terkait