Manusia Cahaya: Sosok Pilihan dengan Keindahan Jiwa

interaks | 4 December 2024, 01:49 am | 27 views

Manusia Cahaya: Sosok Pilihan dengan Keindahan Jiwa

 

INTERAKSIMEDIAGLOBAL.COM || Surabaya, Jawa Timur 4 Desember 2024, Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, ada sosok istimewa yang keberadaannya membawa kedamaian bagi sekitarnya. Mereka adalah manusia cahaya, pribadi yang tercerahkan dan dipilih oleh semesta untuk menjadi penerang bagi yang lain. Kehadirannya tidak hanya terlihat, tetapi terasa—dalam diam, mereka memancarkan kebaikan.

 

Manusia cahaya bukanlah sembarang individu. Mereka adalah sosok yang jiwanya telah ditempa oleh kehidupan, diuji dengan kesulitan, namun tetap memancarkan cinta dan ketulusan. Inilah empat ciri utama manusia cahaya yang disebutkan dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua:

 

1. Memaafkan Meski Pernah Disakiti

 

Salah satu tanda manusia cahaya adalah kemampuannya untuk memaafkan, bahkan setelah disakiti begitu hebat. Mereka tidak menyimpan dendam, apalagi membalas keburukan dengan keburukan. Firman Allah dalam Al-Qur’an menyebutkan:

 

“Dan balasan keburukan adalah keburukan yang setimpal. Tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40).

 

Manusia cahaya menjadikan ayat ini sebagai pedoman, memilih maaf sebagai kekuatan untuk menyembuhkan.

 

2. Bangkit dari Kejatuhan dengan Rasa Syukur

 

Kehidupan manusia cahaya sering kali dipenuhi ujian yang berat. Namun, mereka tidak mengeluh ketika berada di titik terendah. Perlahan, mereka bangkit, penuh syukur atas apa yang masih mereka miliki, dan terus melayani orang lain dengan tulus.

 

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).

 

Syukur adalah kunci kebangkitan mereka, menjadikan hidupnya penuh berkah meskipun pernah berada dalam keterpurukan.

 

3. Tetap Baik Meski Difitnah

 

Manusia cahaya tidak terpengaruh oleh perkataan buruk orang lain. Meskipun selalu bersikap baik, ada saja yang menjelekkan atau memperlakukannya dengan tidak adil. Namun, mereka memilih diam dan menyerahkan segalanya kepada Allah.

 

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (adalah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan ‘salam’.” (QS. Al-Furqan: 63).

 

Bagi manusia cahaya, yang terpenting adalah bagaimana mereka memperlakukan orang lain, bukan sebaliknya.

 

4. Mengasihi Semua Makhluk Tanpa Pilih Kasih

 

Ciri utama lainnya adalah kasih sayang tanpa batas. Manusia cahaya memahami bahwa semua makhluk adalah ciptaan-Nya, sehingga mencintai mereka sama dengan memuliakan Sang Pencipta.

 

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).

 

Manusia cahaya menjadikan cinta kasih sebagai prinsip hidup, menyentuh hati siapa saja yang mereka temui.

 

Hadiah dari Semesta dan Pencipta

 

Menjadi manusia cahaya bukanlah tujuan, melainkan anugerah. Allah memilih mereka karena keindahan jiwa yang terpancar dari keikhlasan, kebaikan, dan kasih yang tiada henti. Kehadiran mereka adalah pengingat bahwa di tengah gelapnya dunia, selalu ada cahaya kebaikan yang mampu menerangi jalan kita.

 

Bambang Tri Kasmara

Berita Terkait