Nasihat yang Merusak dan Dampak Karma: Sebuah Renungan Al-Qur’an

interaks | 18 January 2025, 00:00 am | 25 views

 

INTERAKSIMEDIAGLOBAL.COM || Surabaya, Sufi Sang Penyair : Setiap manusia adalah bagian dari lingkaran kehidupan sosial. Orang tua, saudara, teman akrab, hingga kenalan biasa kerap memberikan nasihat yang memengaruhi keputusan penting, termasuk dalam urusan rumah tangga. Namun, tidak semua nasihat membawa kebaikan. Beberapa justru menjadi bibit kerusakan, seperti mendorong perceraian tanpa sebab syar’i atau bahkan mengajarkan anak untuk durhaka kepada orang tua. Dalam pandangan Islam, tindakan semacam ini memiliki konsekuensi besar di dunia dan akhirat.

 

Peringatan Al-Qur’an tentang Kerusakan Akibat Nasihat Buruk

 

Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa (4:85):

“Barang siapa memberikan syafaat (pertolongan) yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian (pahala) dari padanya. Dan barang siapa memberikan syafaat yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

 

Ayat ini menegaskan bahwa mereka yang memberikan nasihat buruk, seperti mendorong perpecahan dalam rumah tangga, akan menanggung dosa atas kerusakan yang ditimbulkan. Lebih dari itu, mereka yang memengaruhi anak untuk durhaka kepada orang tua juga telah melanggar perintah Allah yang sangat jelas.

 

Durhaka kepada Orang Tua: Dosa yang Berat di Timbangan

 

Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar yang sangat dikecam dalam Islam. Dalam Surah Al-Isra (17:23-24), Allah SWT berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”

 

Mereka yang mengajarkan atau mendorong anak untuk tidak menghormati, apalagi melawan orang tuanya, sedang menggali lubang bagi diri mereka sendiri. Perbuatan itu tidak hanya melukai orang tua, tetapi juga menjadi dosa yang akan membawa dampak buruk di dunia dan akhirat.

 

Energi Positif dan Negatif: Menabur dan Menuai Karma

 

Setiap perkataan dan tindakan kita membawa energi yang akan kembali kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Memberikan nasihat yang membawa kedamaian dan kebaikan akan menuai pahala yang besar, sementara menyebarkan energi negatif akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Dalam Surah Al-Zalzalah (99:7-8), Allah berfirman:

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya pula).”

 

Tanggung Jawab dalam Memberikan Nasihat

 

Memberikan nasihat adalah amanah. Berikut beberapa prinsip yang perlu diingat:

 

1. Berpihak pada Kebenaran: Pastikan nasihat yang diberikan sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan sunnah.

 

 

2. Mengutamakan Kedamaian: Hindari masukan yang dapat memicu konflik atau perpecahan.

 

 

3. Berpikir Jangka Panjang: Pertimbangkan dampak dari setiap kata yang diucapkan, baik untuk dunia maupun akhirat.

 

 

 

Renungan Sufi

 

Sebagai penutup, izinkan saya berbagi puisi renungan:

 

*”Di setiap kata ada tanggung jawab,

Dalam nasihat ada hisab.

Beri kedamaian, jangan luka,

Karena karma tak pernah lupa.

 

Jangan ajar anak membenci ibu,

Atau membelakangi ayahnya yang lugu.

Setiap luka yang kau beri,

Akan kembali di hari nanti.”*

 

Mari kita jadikan lisan dan tindakan sebagai alat penyemai kebaikan. Sebab, apa yang kita berikan kepada dunia akan kembali kepada kita di akhirat.

 

Bambang Tri Kasmara

Berita Terkait