INTERAKSIMEDIAGLOBAL.COM || Surabaya, 8 Juni 2025 — Pagi itu, Taman Bungkul terasa lebih hidup dari biasanya. Di bawah langit biru yang bersih dan angin pagi yang menyejukkan, aku menghabiskan waktu yang sangat berarti bersama dua malaikat kecilku—anak-anakku tercinta. Suasana taman dipenuhi tawa riang anak-anak yang berlarian, menjadikan taman kota ini sebagai oase kebahagiaan di tengah rutinitas perkotaan.
Langkah pertama kami dimulai dari ayunan. Si kecil tertawa riang saat tubuhnya melayang ringan, diiringi sorakan kakaknya yang tak kalah bersemangat. Kemudian, mereka menantang diri memanjat tangga menuju rumah planet—wahana penuh imajinasi berbentuk kapsul luar angkasa yang menjadi pusat perhatian anak-anak pagi itu.
Tak hanya itu, masih banyak permainan lain yang mereka jajal: jungkat-jungkit, jembatan tali, dan permainan panjat tiang besi mini yang menguji keberanian mereka. Aku menyaksikan semuanya dengan mata berbinar—bangga, haru, sekaligus penuh syukur. Di sela permainan, kami duduk sejenak di atas kursi taman, menikmati bekal kecil dan berbincang tentang hal-hal sederhana yang mereka alami.
Suasana taman semakin ramai. Hiruk pikuk tawa dan celoteh anak-anak, serta suara lembut para orang tua yang membimbing dan mengawasi, menciptakan harmoni kebersamaan yang hangat. Tidak ada ponsel yang menyita perhatian, tidak ada deadline kantor—hanya ada kami, di tengah suasana penuh cinta dan tawa.
Taman Bungkul pagi itu bukan sekadar tempat bermain. Ia berubah menjadi ruang kasih sayang, tempat membangun ikatan antara orang tua dan anak, melalui sentuhan, tawa, dan waktu yang benar-benar diberikan sepenuh hati. Di sinilah kenangan manis tercipta, dan kebahagiaan sederhana menjadi begitu berarti.
Pagi itu, bersama dua malaikat kecilku, aku kembali diingatkan bahwa kebahagiaan bukan terletak pada hal besar, tapi pada momen kecil yang dijalani dengan cinta dan kebersamaan.
Bambang Tri Kasmara
