

INTERAKSIMEDIAGLOBAL.COM || Surabaya, Sebuah semangat membara terpancar dari kegiatan Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) Angkatan X yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Surabaya. Program ini digelar sejak Jumat (20/12/2024) hingga Minggu (22/12/2024) di Pondok Tahfidhul Quran Sunan Giri, Surabaya.
Acara ini mencatatkan kehadiran 60 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Palu (Sulawesi Tengah), Kubu Raya (Kalimantan Barat), Jember, Gresik, Madura, dan tentunya Surabaya. Peserta yang beragam, baik dari sisi usia maupun latar belakang, menjadikan acara ini cerminan luasnya cakupan dan pengaruh NU di Indonesia.
Kaderisasi, Kunci Keberlanjutan NU
KH. Abdul Bari, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Surabaya, menekankan pentingnya kaderisasi ini sebagai upaya penguatan pemahaman ke-NU-an. “Semua kader NU harus ikut PKPNU agar bisa memahami bagaimana ber-NU. Ini penting,” ujar KH Abdul Bari dalam sambutannya.
Ia juga mengingatkan akan historisitas NU sebagai salah satu pendiri NKRI. “Kita adalah pemilik saham besar Republik ini. Dengan 66 persen umat Islam di Indonesia adalah warga NU, kita harus terus menjaga amanah ini melalui kaderisasi,” tegasnya.
Senada dengan itu, KH. Saiful Halim, Katib Syuriyah PCNU Kota Surabaya, menambahkan bahwa program kaderisasi adalah amanat organisasi yang wajib dijalankan. “Syarat menjadi pengurus adalah memiliki sertifikat PKPNU. Di sini kalian akan belajar tentang NU sebagai jam’iyah, Diniyah Islamiyah, dan Ijtima’iyah,” tandasnya.
Peserta Beragam: Dari Lansia hingga Generasi Muda
Keberagaman peserta menjadi daya tarik tersendiri. Mulai dari lansia seperti RKH Ismail Hamid hingga generasi muda seperti Muchammad Afif Muchtar, lulusan Al-Azhar, Kairo, mereka menunjukkan semangat luar biasa.
“Semangat para lansia seperti Pak Joko Prayitno dan Ibu Nuri Humaidah benar-benar menginspirasi. Bahkan, dengan kondisi kesehatan yang menantang, mereka tetap mengikuti program dengan penuh semangat,” ungkap salah seorang peserta muda asal Madura.
Sementara itu, Afif, sebagai representasi wajah muda NU, turut mencuri perhatian. Dengan caranya yang unik mengatur waktu istirahat, ia menunjukkan bahwa generasi muda NU memiliki potensi besar untuk melanjutkan perjuangan organisasi.
Materi Komprehensif dan Instruktur Kaliber Nasional
Program ini menghadirkan dua instruktur nasional, KH. Hadi Purnomo (Gus Ipong) dan Ustadz Moh Subhan, yang memadukan gaya pengajaran tegas dan humoris. Materi yang disampaikan tidak hanya seputar ke-NU-an, tetapi juga isu global dan nasional, seperti gerakan Islam, dialektika pemikiran, dan analisis sosial.
“Materinya luar biasa. Saya jadi tahu bahwa NU memiliki visi yang komprehensif, mulai dari nasionalisme hingga wawasan global,” ujar Ustadz Nurdin, peserta asal Jakarta.
Semangat NU di Abad Kedua
Program ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga momentum untuk menyongsong kebangkitan NU di abad kedua. Kedisiplinan waktu, kebugaran fisik, hingga rohani peserta dipadukan dengan baik selama kegiatan.
KH. Hadi Purnomo menutup dengan pesan penuh makna, “Kita warga NU identik dengan molor. Melalui kaderisasi ini, kedisiplinan waktu menjadi target agar kita siap menghadapi tantangan abad kedua NU.”
Acara diakhiri dengan prosesi bai’at peserta secara khidmat, menandai lahirnya kader-kader penggerak baru NU yang siap mengemban amanah organisasi menuju masa depan.
Tommy
